28 November 2011

Sedikit cerita tentang industri perangkat lunak...

bener-bener trueee stori... ^^

Sering mendengar para lamer atau nubie berkoar (yang nota bener masih para ABG) mempublikasikan dirinya sebagai hacker membuat saya beranggapan bahwa menjadi seorang hacker dan sejenisnya adalah hal yang keren menurut anggapan mereka.

Mulailah menggauli baris demi baris kode layaknya seorang santri menghafal ayat-ayat demi ayat dalam Alquran.

heheh tapi sebenernya tujuannya kedepan gimana? menjadi seorang kriminal?? bongkar sistem orang, pencurian data, carding nyolong kartu kredit orang lain atau jadi seorang profesional? duduk manis depan komputer membuat aplikasi yang nantinya di pakai ribuan orang?



dan jika pikiran anda sehat tentu anda akan dengan serta masuk dalam insdustri perangkat lunak itu sendiri. Menjadi sistem analis, programmer atau penetration testing.

Sampe disini anda menjadi nyaman? merasa tidak sia-sia perjuangan anda khatamberbagai kode aneh. Saya rasa jawabnya pasti tidak!!

Jika anda beruntung mampu membiayai berbagai setifikat yang harganya lumayan dan anda beruntung, mungkin anda adalah orang yang keren dalam sebuah perusahaan :D ... tentu saja dengan jabatan Application Development, Systems Administration atau programmer yang benaung di bawah departement IT besar dengan gaji yang lumayan.

Lalu? yang ga beruntung?? kerja di tempat kaya di bawah ni T_T

Marketing melakukan segala cara untuk mendapatkan customer, termasuk *ngasal*Customer minta bisa selesai 6 bulan (padahal normalnya butuh 1 tahun lebih), marketing langsung dengan enteng jawab 2 bulan pun bisa selesai.

Kalau berhasil -> management dan marketing yang dapat reward & bonus, engineer gigit jarikalau gagal -> engineer yang disalahkan





... selamat Pagi dan sekian??







http://kelepon.wordpress.com/2011/10/20/sedikit-cerita-tentang-industri-perangkat-lunak/

Sudah dengerkan cerita bayi kelindes truck dan warga cina diem doang?

http://www.youtube.com/watch?v=mJ8EXce0eqo
Video di atas itu di cina.. di indonesia juga ada
http://www.youtube.com/watch?v=kmyhvnaZ6fU&feature=youtu.be

Ada pendapat yang mengatakan bahwa di china memang banyak kejadian ketika seorang menolong, si penolong bisa saja terjerat hukum, di salahkan atau disuruh membayar biaya macem2 untuk mengurus korban.



Bukannya di kita juga sama? yang di tolong kadang-kadang tukang tepu, mau meres dll.


Hal2 diatas cuma excuse(alasan) yang dipakai org2 pengecut untk membenarkan tindakannya mengabaikan org yg sedang terkena bencana. Tolong jangan maklumi kemerosotan nilai kemanusiaan ini. Bukankah ini serupa dengan ketakutan masayarakat kita menolong seseorang krn takut dibebani biaya rumah sakit dan lain2? Saya sudah lama kesal dengan kepengecutan org2 semacam itu, tolong jangan tambahkan lagi alasan2 mereka untuk membenarkan kpengecutan mereka. Bisa bayangkan bila salah satu anggota keluarga kalian tertabrak dan orang2 mengabaikannya begitu saja dengan alasan2 diatas? Bisakah kalian memakluminya?!?

Tolong jangan sebarkan rasa saling curiga & syak wasangka seperti ini di Indonesia, isu ini hanya akan menambah kemerosotan moral. Kasian buat yg kebetulan mengalami kemalangan. Nasib mereka jd seperti istilah "sudah jatuh tertimpa tangga", sudah tertimpa musibah masih harus dicurigai dan dianggap ancaman pula. Tidak seharusnya kita mengabaikan keselamatan org lain atas dasar egoisme diri kita sendiri yg keburu berfikir negatif tentang para korban.

ketakutan seperti diatas, itu cuma minoritas kasus dibanding begitu banyak kasus pertolongan di Indonesia yang kebanyakan malah berakhir indah. Ane percaya kok kalo masyarakat indonesia lebih solider daripada China dan masih banyak yg bermoral dan menghargai nilai2 kemanusiaan, toh memang budaya dasar masyarakat kita suka tolong menolong dan persaudaraan. Buktinya masih banyak korban yg begitu menghargai pertolongan dari penolong dan menganggapnya saudara, bahkan rela memberikankan apapun terhadap penolongnya itu.

Bagaimanapun tidak ada kebaikan yang sia2, lagipula jangan keburu berfikir negatif sebelum bertindak, karena kita tidak akan pernah tau bagaimana akhirnya. Cukuplah niat tulus dan sikap spontan (tanpa berfikir yg jelek2 dulu tentang korban) untuk menolong org, jangan mengharapkan penghargaan atau kemudahan (karena dengan menolong sendiri kita sudah menerima konsekuensi untk "disusahkan").

Kalaupun pada akhirnya penolong dituduh macam2 oleh korban, percayalah tidak ada kebaikan yg sia2, cukuplah Tuhan yang mencatat kebaikan kita sbg penolong(toh kita tidak butuh penghargaan yg digembar gemborkan...).Bagaimanapun sebuah nyawa org yg kita tolong lebih berharga bahkan dibanding nama baik kita sendiri...Gak penting lah tuduhan seperti itu untuk dipermasalahkan, selama kita benar kita nggak blh takut, toh kebenaran itu akan terungkap dengan sendirinya.


Intinya menolong butuh keberanian & "kenekatan" (tp justru disitulah hebatnya), dan jika anda hanya mengharapkan pengakuan&penghargaan, jangan pernah menolong orang lain!

gw dari http://tinyurl.com/6h2basl oleh Abi Jamso pada 29 Oktober 2011 jam 2:10

20 November 2011

Mau Tahu Aja...

PERBEDAAN INTERNET, INTRANET DAN EXTRANET

Mau tahu bedanya interNET, intraNET, sama extraNET....??
intermezzo dulu nih...
InterNET

Merupakan komunikasi jaringan komunikasi global yang menghubungkan seluruh komputer di dunia meskipun beda sistem oprasi dan mesin.

IntraNET

Adalah sebuah jaringan koputer berbasis protokol TCP/IP seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perusahaan atau kantor dengan aplikasi berbasis web dan teknologi komunikasi data seperti interNET ( bahkan warung internet (warNET) dapat dikategorikan sebagai intraNET)

EkstraNET
Jika sebuah badan usaha atau bisnis mengekspose sebagian dari internal jaringan ke komunitas di luar.

yah begitulah menurut saya :

14 November 2011

Apa sih SDLC ?

SDLC (System Development Life Cycle), seperti namanya, didefinisikan sebagai proses (secara keseluruhan) dari sistem berkembang atau perangkat lunak untuk memenuhi persyaratan tertentu. Ini mencakup banyak kegiatan, mulai dari pemahaman mengapa sistem harus dibangun, mempelajari kelayakan proyek, menganalisis masalah, memilih desain sistem dan arsitektur, pelaksanaan dan pengujian itu, sampai dengan memberikan sistem sebagai produk kepada pengguna. SDLC adalah proses perbaikan bertahap, yang berarti bahwa hal itu dilakukan melalui beberapa tahapan pembangunan. Setiap fase terus dan memurnikan apa yang dilakukan dalam tahap sebelumnya. Tahapan pembangunan umum dikenal di SDLC adalah:

Planning Ini adalah proses memahami mengapa sistem harus dibangun dan mendefinisikan persyaratan. Ini juga mencakup studi kelayakan dari perspektif yang berbeda, teknis, ekonomi, dan aspek kelayakan organisasi.

Analysis Fase ini meliputi kegiatan seperti mengidentifikasi masalah dan analisis, dan bahkan memprediksi potensi masalah yang mungkin timbul di masa depan mengenai sistem. Kiriman / produk dari fase ini akan mendorong bagaimana sistem akan dibangun dan membimbing karya pengembang.

Design Analisis sistem mengarah ke desain keputusan, yang justru menentukan bagaimana sistem beroperasi dalam hal proses, data, perangkat keras, infrastruktur jaringan, antarmuka pengguna, dan faktor-faktor penting lainnya dalam lingkungan sistem.

Implamentation  Ini mungkin yang paling sumber daya, biaya, dan memakan waktu fase dari semua.Ini adalah ketika sistem sebenarnya dibangun, diuji, dan akhirnya diinstal. Ini juga mencakup kegiatan seperti pelatihan pengguna dan pemeliharaan sistem. Beberapa ahli seperti untuk memisahkan mereka ke dalam Penyebaran fase yang berbeda dan Pemeliharaan ( Development and Maintenance ). Namun empat fase yang paling umum dikenal dan langkah-langkah diterima.

SDLC mencoba untuk mencapai sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi persyaratan.Banyak metodologi telah dikembangkan dan diperkenalkan dalam rangka untuk melaksanakan SDLC, beberapa dari mereka juga mencoba untuk meningkatkan yang lain (sebelumnya) metodologi yang dikenal. Meskipun setiap metode berikut teknik yang berbeda dan langkah-langkah tertentu, mereka semua harus pergi ke dalam fase pembangunan yang sama dijelaskan di atas. Ada banyak metode pengembangan sistem yang dikenal hari ini, tapi kebanyakan dari mereka pada dasarnya diperpanjang dari tiga metodologi utama yang Terstruktur Desain, Analisis RAD (Rapid Application Development), dan berorientasi Obyek dan Desain.

Desain Terstruktur ( Structured Design )
Metode ini mengikuti pendekatan langkah-demi-langkah yang bergerak secara logis dari satu tahap ke tahap berikutnya. Bekerja dilakukan dalam setiap fase harus disetujui oleh sponsor proyek (ini biasanya pelanggan atau analis bisnis dalam sebuah organisasi) sebelum dapat melanjutkan ke tahap perkembangan berikutnya. Metodologi pengembangan Waterfall dapat diklasifikasikan sebagai metodologi semacam ini. Cara ini ketelitian dan fleksibel membuat metodologi ini rentan terhadap setiap perubahan bisnis yang terjadi saat pembangunan masih dalam perjalanan, karena sangat sulit untuk pergi ke belakang. Ini mungkin memerlukan mengulangi seluruh proses pembangunan dari awal dan membuang semua yang telah dilakukan, dan dalam kasus terburuk dapat menyebabkan perubahan kontrak proyek atau perjanjian dengan pelanggan.

Ada dua pendekatan dalam pengembangan sistem menggunakan metodologi ini, proses-berpusat dandata-berpusat pendekatan. Proses pendekatan yang berpusat pada upaya untuk mendapatkan pekerjaan dilakukan terutama dari perspektif proses yang ada dalam operasi sistem, yang kemungkinan akan menghasilkan sistem yang dibangun oleh proses-berorientasi komponen. Di sisi lain, pendekatan data-berpusat berkonsentrasi pada data yang digunakan oleh dan terlibat dalam sistem.

Metodologi desain terstruktur memiliki beberapa keunggulan dalam bahwa cara kekakuan dari metode ini memaksa pengembang (analis dan / timnya) dengan baik mengidentifikasi dan memahami persyaratan sistem lama sebelum tahap implementasi dimulai. Setidaknya harus telah disetujui oleh sponsor sebelum pengembang mulai coding program apapun.

Kurangnya kemampuan untuk pergi ke belakang dari tahap pengembangan metodologi ini membuat unaccommodateable perubahan proses bisnis sebagai hasil proyek. Proyek dilakukan dengan menggunakan metodologi ini memakan waktu lama sampai pengguna menerima beberapa kiriman karena biasanya sistem yang dibangun tidak dapat disajikan sampai benar-benar dilakukan pada akhir fase implementasi.


Gambar 1. Desain Terstruktur Metodologi


RAD ( Rapid Application Development )
Metodologi RAD masuk untuk mengatasi kelemahan metode Desain Terstruktur. RAD pembangunan berbasis mencoba untuk menyesuaikan fase SDLC memiliki beberapa bagian dari sistem (kemungkinan besar fungsi inti dari sistem) yang dikembangkan dengan cepat untuk disampaikan kepada pengguna.Beberapa jenis metode RAD juga mencoba untuk menjadi adaptif terhadap perubahan mungkin dalam proses bisnis dengan bersamaan melakukan semua fase pengembangan di (sekitar) waktu yang sama, seperti yang diwujudkan dalam Prototyping RAD dan Metodologi Pengembangan Agile.

RAD metodologi memperkenalkan penggunaan alat pengembangan maju seperti generator kode dangenerasi keempat bahasa pemrograman visual yang (4G) seperti Microsoft Visual Basic dan Borland Delphi.Penggunaan alat ini mempercepat proses pembangunan dan dalam tingkat tertentu menghasilkan kualitas yang lebih tinggi kode. Namun sebagai sistem dapat disampaikan dengan cepat, pengguna cenderung untuk mengubah harapan mereka tentang apa sistem dapat lakukan, sehingga persyaratan cenderung untuk berubah dan berkembang.

Ada tiga kategori dari RAD:
Phased Development ( Pengembangan bertahap ) 
Metode ini istirahat persyaratan menjadi serangkaian versi, berdasarkan yang beberapa versi dari sistem akan dibangun secara berurutan, menjadi fungsi yang paling mendasar dan penting dibundel dalam versi pertama. Berurutan di sini berarti bahwa pengembangan versi berikutnya akan dimulai hanya setelah versi sebelumnya telah disetujui dan dilaksanakan. Setiap versi memiliki sendiri Analisis-Desain-Implementasi fase (dalam skala yang lebih kecil dibandingkan dengan sistem secara keseluruhan). Semua versi ini nantinya akan disesuaikan untuk membentuk sistem yang lengkap yang memenuhi metode requirements. memberikan sistem yang berguna sangat cepat bagi pengguna, meskipun tidak mencakup semua fungsi dulu. Dan sebagai sistem akan dibangun berdasarkan versi berurutan banyak, sangat penting untuk mengidentifikasi fungsi penting dan mendasar untuk dimasukkan dalam versi pertama, sebuah analisis mendalam awal dari sistem ini adalah diperlukan.


Gambar 2. Metodologi Pengembangan bertahap

Prototyping
Metodologi ini digunakan biasanya ketika proses bisnis kemungkinan akan berubah sebagai hasil proyek atau ketika sponsor proyek memiliki sedikit gagasan tentang apa sistem yang akan dibangun. Analisis, Desain, dan fase Implementasi dilakukan secara bersamaan dan pada setiap siklus sehingga menghasilkan prototipe sistem yang akan ditinjau oleh sponsor proyek. Siklus diulang terus-menerus berdasarkan komentar sponsor sampai prototipe berhasil memenuhi persyaratan. Prototipe terakhir kemudian akan disebut pengembangan system.Prototyping hanya membutuhkan analisis dan desain dasar awal, tetapi sebagai akibatnya fungsi sistem yang penting tidak dapat diakui sampai di suatu tempat di tengah-tengah waktu proyek. Jadi ada kemungkinan untuk mengubah keputusan desain awal dan mulai dari awal lagi dari awal. Hal ini dapat memberikan sistem cepat bagi pengguna, meskipun tidak persis memenuhi persyaratan.

Figure 3. Metologi Prototyping 

Throw-away Prototyping
Throw-away Prototyping adalah mirip dengan metode Prototyping dalam hal itu juga mengembangkan prototipe. Tapi prototipe membuang-jauhnya agak presentasi saja, prototipe sebenarnya tidak apa-apa.Hal ini dimaksudkan untuk membantu pengguna memvisualisasikan sistem yang dibangun. Berdasarkan komentar pengguna, prototipe berikutnya terus dibangun sampai dapat memvisualisasikan sistem kerja yang nyata. Langkah berikutnya akan menerapkan sistem nyata. Ini prototipe membuang-jauhnya juga disebut dummy (mock-up) prototipe. Yang terbaik adalah jika mungkin untuk melakukan analisis awal menyeluruh sebelum pengembang mulai bekerja pada prototipe boneka pertama, sebagai dummy harus berisi rincian yang cukup tentang sistem nyata . Metode ini tidak memberikan sistem lengkap dalam timeline proyek seperti metode prototyping, tetapi pada akhirnya itu memberikan sistem yang lengkap sangat cepat. Ini umumnya memiliki waktu proyek yang lebih pendek dibandingkan dengan metode lain, karena bangunan boneka dianggap lebih mudah dan lebih memakan waktu daripada membangun prototipe bekerja.

Gambar 4. Throw-away Prototyping Metodologi

Object-oriented Analysis and Design Analisis berorientasi objek dan Desain )
Metodologi berorientasi objek dikembangkan berdasarkan pada kurangnya sinergi antara pendekatan proses-berpusat dan data-berpusat di SDLC. Dekomposisi sistem menjadi serangkaian proses (proses sentris) atau data (data sentris) tidak dapat dengan mudah diperoleh, karena kedua aspek yang erat terkait satu sama lain. Hal ini sulit untuk mengembangkan sistem dengan memfokuskan terutama hanya untuk satu aspek. Akibatnya, sistem yang dihasilkan cenderung diperpanjang hanya dalam satu dunia.Sebuah sistem proses yang dikembangkan sentris tidak dapat dengan mudah diperpanjang ketika ada perubahan dalam jenis data dalam sistem. Masalah seperti ini juga ada dalam sistem sentris data yang dikembangkan.

OO masalah metodologi terurai menjadi obyek. Objek dianggap sebagai bagian dari sistem yang mengandung baik proses dan data, sebuah objek dapat melakukan beberapa kegiatan / proses (dipetakan sebagai metode objek), sebuah objek juga mungkin memiliki negara (dipetakan sebagai atribut objek). Dengan cara ini, pengembang akan fokus pada entitas dalam sistem yang benar-benar proses dan membawa data, daripada fokus terutama hanya untuk satu aspek. OO berbasis pengembangan sistem ekstensif menggunakan alat yang disebut UML (Unified Modeling Language), yang merupakan set standar dalam diagram dan pemodelan teknik diciptakan oleh tiga juara OO, Grady Booch, Ivar Jacobson, dan James Rumbaugh, ketika mereka bekerja bersama dalam Rasional perangkat lunak. Pada tahun 1997 diusulkan untuk UML dan diterima oleh Object Management Group (OMG)sebagai notasi diagram standar dalam pengembangan berorientasi objek sistem.

Sebuah pendekatan OO dalam pengembangan sistem harus:
Use-case Drive
Ini berarti bahwa penggunaan-kasus adalah alat pemodelan utama untuk menentukan perilaku sistem. Gunakan-kasus menggambarkan bagaimana para pengguna sistem berinteraksi dengan sistem untuk melakukan aktivitas. Dan sebagai use case berfokus hanya untuk satu kegiatan pada satu waktu, itu adalah inheren sederhana.

Architecture Centric
Para arsitektur sentris jangka memberikan pandangan tingkat tinggi dari sistem yang dikembangkan.Arsitektur perangkat lunak yang dipilih untuk sistem harus drive spesifikasi, konstruksi, dan dokumentasi dari sistem itu sendiri. Arsitektur sistem harus mendukung tiga tampilan dari sistem:

  • Functional View ( Tampilan Fungsional ) Menjelaskan perilaku sistem dari perspektif pengguna sistem. Gunakan kasus diagram digunakan untuk menggambarkan pandangan fungsional.
  • Static view ( Tampilan Statis ) Menjelaskan struktur sistem dalam hal kelas, metode, atribut, dan hubungan objek dalam sistem.Pandangan ini digambarkan menggunakan CRC (Class Responsibility Kolaborasi) kartu, serta menggunakan diagram kelas dan objek.
  • Dynamic View ( Tampilan Dinamis ) Menggambarkan perilaku sistem internal dalam hal komunikasi objek dan perubahan negara. Alat UML digunakan untuk menggambarkan pandangan ini adalah sequence diagram, diagram kolaborasi, dan negara-objek grafik.
Iteratif dan incremental
Iteratif dan incremental paradigma berarti bahwa setiap iterasi pengembangan sistem harus membawa sistem dekat dengan kebutuhan. Sebagai SDLC adalah proses bertahap, diagram UML digunakan dalam OO bergerak berbasis pengembangan dari hal yang konseptual dan abstrak dalam analisis dan tahap desain untuk menjadi lebih detail dan lebih dalam tahap implementasi.

17 Oktober 2011

Rumah Sakit Raga


Rumah Sakit Raga


Tubuhku menggelinjang kesakitan. Pukulan demi pukulan terus datang menghantam.dag! satu kepalan lagi menhajar mata kiriku. Wajahku habis didominasi lebam. Lenganku luka di kiri dan kanan. Sayatan demi sayatan berulang kali mencoba membuatku kehilangan kesadaran. Beberapa kali gelas kaca menghantam kepalaku. Aku mengejang. Meregang. Menunggu proses terindah hingga akhirnya aku pulang. Pulang ke tempat aku dan tanah di hidupkan pada satu kediaman.  Entah jika ternyata ternyata Tuhan menghendaki tentang reinkarnasi. Tapi sore ini aku berharap untuk cepat pulang. Istirahat panjang dengan tenang. Ah sayang, Izrail tenyata belum ingin datang. Kesempatannya mengambil alih kendali hidupku sore ini direbut paksa oleh dua pria berjubah putih yang hampir ku sebut malaikat.

“Beri suntikan penenang! Lalu ikat dia di ranjang. Biar nanti ketika sadarkan diri, dia tidak melukai dirinya lagi”

Akhirnya kami tertidur. Ditidurkan zat entah apa yang akan membuat dia lupa tentang penyakit gilanya yang hobi menyakitiku. Dalam seminggu bisa tiga kali aku merasakan yang seperti ini, dia memukuliku, menyayat habis lengan-lenganku, lalu berusaha mengakhiri si aku dengan berbagai cara. Digantung, disayat, diracun bahkan disetrum pun aku pernah. Pengalaman proses menuju mati rata-rata orang bunuh diri pernah aku alami. Sayangnya, dia kurang ahli memanggil Izrail datang. Dia terlalu menganggap kalau bunuh diri kendali manusiawi, dan lalu lupa kalau ajal tetap kuasa si maha segala.

Sambil di obati oleh perempuan setengah tua, aku menikmati tubuhku yang ditidurkan terlentang di atas ranjang putih berselimut garis biru. Luka sayat di tangan kiri terasa sangat nyeri ketika perempuan yang sedang mengobatiku itu membalurkannya dengan obat luka. Belum lagi rasa ngilu yang hebat ketika memar di sekujur tubuhku dibungkus dengan kain dingin.  Aku menangis. Menangis dalam tidur kami yang dijaga ketat oleh beberapa tali pengikat.  Menikmati bagaimana setiap tarikan nafasku adalah sensasi nyeri luar biasa pada setiap titik luka.

Darahku perlahan mengalirkan ketenangan ke seluruh tubuh. Dari kejauhan terdengar suara dua laki-laki mengusik pembaringanku.  Itu Rama, ayah kami. Dia keluarga yang paling peduli dengan kondisi kami. Menjenguk kami adalah kewajiban menepati pada janjinya dengan diri sendiri. Ketika ibu bunuh diri karena depresi setelah  mendapati dia sedang memperkosa kami, dengan tidak sadar dia telah mengirim kami kesini. Mengirim kami pada tempat diri-diri yang terpisahkan. Terpisahkan menjadi dua: jiwa dan raga. Karena setelah ibu pergi, sang jiwa hilang kendali. Dia selalu merasa bersalah telah gagal menjaga kehormatan kami. Lebih lagi gagal menjaga ibu. Walau ia sangat tau kalau kematian adalah kuasa utuh Tuhan, tetap saja kematian ibu membuat dia seperti kerasukan dan terpaksa membawa kami ke duplikasi neraka ini. Rumah sakit jiwa.

“sampai kapan dia akan terus seperti ini, dok?”
“sampai terapinya berhasil. Menyatukan dua pribadi pada dirinya sehingga kesadaran dirinya kembali utuh”
“berapa lama?”
“tergantung pasiennya, biasanya ini membutuhkan dukungan orang-orang di sekitarnya. Mengingatkan dia perlahan pada kehidupan-kehidupannya sebelum pribadinya menjadi dua. Tapi jangan sampai mengingatkan dia pada peristiwa-peristiwa pahit sepanjang hidupnya. Yang seperti itu malah akan memperlama proses”

Apa yang dikatakan penyerupa malaikat berjubah putih itu mengingatkanku pada beberapa bulan yang lalu. Ketika ibu masih ada dan keperawanan kami belum direnggut Rama. Ketika itu kami  masih berdamai dalam satu diri utuh. Sang jiwa masih selalu mengajakku berbahagia. Memanjakan aku dengan perlakuan istimewa. Kebersihan yang terjaga, perawatan dengan banyak biaya, sampai olah-raga agar aku tidak menjadi onggokan daging berlemak ekstra. Tidak seperti sekarang. Gila telah membuat Jiwa memperlakukan aku seperti binatang. Padahal kami masih satu diri, hanya saja kini aku dan jiwa dipisahkan kesadaran. Jiwa tak pernah lagi sadar kalau yang dia kebiri setiap hari adalah aku, raganya sendiri.

Sekarang aku sendirian. Ditemani remang lampu kamar anggrek delapan. Di sudut kiri ruangan ini terpampang manis pigura cokelat tua membingkai serentet kata yang mereka anggap sebagai (mungkin) motivasi. “Keluarga memberikan dukungan, Kami memberikan harapan”. Aku tertawa geli membacanya. Apa? Harapan? Dukungan? Memangnya sejak kapan ada keluarga dari pasien sakit jiwa yang gigih memberikan dukungan. Orang gila seperti kami sangat lebih banyak yang dicampakan. Dan sangat banyak juga yang akhirnya membahagiakan diri sendiri di jalanan. Bertelanjang di trotoar, menangis histeris di jembatan penyebrangan, marah-marah di lampu merah, atau bahkan asik menelan dedaunan karena kelaparan. Dukungan? Hahahaha. Bahkan Rama yang rutin menjenguk kami, tak pernah sekalipun menyentuh tubuh kami. Wajar. Kami beberapa minggu tidak mau mandi. Orang waras terlalu suci. Dan.. harapan? Aku semakin geli membaca  yang satu ini. Harapan dari sebuah rumah sakit jiwa yang pasiennya membludak hingga angka ribu. Harapan apa? Harapan untuk kami mati perlahan? Karena perhatian yang mereka curahkan hanya sebatas kewajiban pekerjaan. Ya, sedikit dorongan kemanusiaan. Tapi sedikit. Jumlah pekerja rumah sakit jiwa tak pernah cukup untuk membuat kami semua terjaga setiap detiknya. Kewalahan hanya membuat mereka tertuntut pekerjaan. Ujung-ujungnya aku yang jadi korban. Diperlakukan seperti  daging buangan.

Terkadang aku menuntut keadilan pada diri sendiri. Kenapa. Kenapa ketika sang jiwa gila, aku yang menjadi korban utama. Diperlakukan semena-mena seperti tak pernah berguna. Tak mandi berhari-hari, dipukuli diri sendiri, makan benda apapun yang ditemui, hey! Aku sakit. Aku bukan sebadan binatang yang tak terlalu butuh diperhatikan. Aku butuh makan, aku butuh sehat, aku butuh bersih, aku butuh diperlakukan selayaknya tubuh. Selazimnya manusia memperlakukan raganya. Lihat aku! Lihat. Tubuhku penuh luka sayat yang kulakukan dengan tanganku sendiri, wajahku habis lebam mengungu karena pukulan keras kepalanku sendiri, dan badanku, badanku habis digrogoti nanah dan darah hasil perilaku diriku sendiri yang tak peduli soal kebersihan diri.

Kepalaku berputar. Memikirkan banyak hal ternyata membuat lebam biru di keningku terasa ngilu. Aku menghela nafas. Sebentar lagi pagi, sebentar lagi sang jiwa kembali dari mimpi. Sebelum matahari mengganas panas, aku akan kembali diperlakukan buas. Hanya tinggal menunggu Jiwa sadar akan kembalinya dia ke dunia nyata. Melihat sekitaran, memastikan dia adalah tersangka atas kematian ibu dan keperawanan yang tak terselamatkan, lalu habislah aku dikebiri tanpa belas kasihan. Tali pengikat ini sangat kuat, tapi kemampuan Jiwa membuatku sakit lebih kuat. Dia selalu punya cara agar kami mendapat jalan menuju kematian. Seperti pagi ini, Jiwa sudah kembali pada diri kami. Dan perjalan menuju mati pagi ini dia lakukan dengan memutuskan lidahku dengan gigi kami. Tak butuh melepaskan diri dari tali pengikat. Mulut kami tak dijaga apa-apa, mudah saja bagi dia melakukan penyiksaan dengan memisahkan indera perasa dari kepalanya. Ini sakit. aku menjerit. Sakit! ini benar-benar sakit.

Jiwa menggerakkan kepala kami. Leher dan bawah kepala kami  sudah becek  dengan  darah yang terus mengalir . Lidah kami tak juga berhenti mengeluarkan darah. Ah! perih. Perih! Mata kami membelalak, diiringi tawa sang Jiwa yang sangat puas dengan hasil kerjanya menyiksaku pagi ini. Aku pasrah. Sambil sesekali jiwa masih terus menggerakan kepalanya. Mencari jalan lain lagi untuk mati. Ayo jiwa, mati! Matilah! Pulanglah pada tempat kamu harus kembali. Ayo lekas temukan cara hebat untuk kita cepat mati pagi ini. Sebelum dokter dan para perawat menemukan kita dalam keadaan mengenaskan seperti ini, dan kita kembali ke ruang perawatan lalu menjalani hari lagi esok lusa. Ayo cepat buat kita mati! Dan pulanglah kamu pada kediaman Tuhan. Tempat Illahi menjanjikan kehidupan setelah ini. Ayo kita mati! Biarkan aku pulang pada liang. Menyatu dengan tanah dan tak lagi disiksa seperti ini. Ayo jiwa! Ayo buat kita mati!

Kami terus menggerak-gerakan kepala. Jiwa sepeti sudah menemukan cara hebat untuk mati kami.  Tubuh kami tetap terikat. Kami mendekatkan kepala kami pada besi sisi ranjang tempat kami diikat dan ditidurkan. Mata melirik ke sekitaran. Memastikan hanya ada kami pada ruang beberapa meter persegi ini. Dan,

Braakkk!!

Kepala kami menghantam besi ranjang rumah sakit. Rasanya seperti tengkorak depan kami sudah menjadi serpih tulang berlapis kulit yang robek. Darah bercucuran. Kepalaku berputar. Tetesan darah meluncur deras semakin membuat  sprei kasur kami berlumur dengan darah. Mengalir melewati mata yang tak lagi sanggup membuka. Alirannya mengalir perlahan dipelipis kiriku. Kami tak sadarkan diri.

“Dok, Pasien perempuan di kamar anggrek delapan mencoba bunuh diri lagi. Lidahnya putus dan kepalanya bocor!”

Terdengar hiruk pikuk orang-orang panik di sekitarku. aku terdiam, tergeletak tanpa daya. Si Jiwa melayang, terbang meninggalkan aku yang sedang di dorong tergesa-gesa oleh beberapa manusia berkostum putih. Jiwa tersenyum, bibir tipis dan kulit putih kami membuat senyumnya sangat indah untuk dilihat. Dia melambaikan tangan. Menangis sambil mengusap pipiku pelan. Berbisik lirih ditelingaku ”terima kasih untuk dua puluh tahun ini, Raga. Aku pulang..”

Pulanglah Jiwa. Bahagialah di rumah terakhirmu. Nikmati keindahan surga dan segala isinya. Tuhan terlalu maha tau, Jiwa. Akan keadlilan setimpal untuk kita, Rama, dan ibu.

Kain putih menutupi sekujur aku. Akan menjadi luar biasa ketika aku menikmati setiap detik perjalanan pulangku. Menuju tanah. Rumah.

Jiwa, Sampaikan salamku untuk ibu.


 ------------------------------ tamat




Ranjang

Kepada ranjang tempat ragaku akan dibaringkan,
Ku titipkan kepadamu tulang belulang
Lapisan kulit putih berseri hasil kerja bayaran juta perawatan
Sematkan pada salah satu liang, biarkan dia berbaring tenang

Kepada ranjang tempat ragaku akan dibaringkan,
Ini untuk kalian!
Bahan makanan untuk belatung kelaparan
Nutrisi tambahan untuk tanah tersuburkan
Rumah baru untuk cacing bersarang nyaman

Ranjang cokelat bertancap nisan
Tercoret namaku sebagai pemilik pembaringan
Hentak detik Izrail datang
Kewajiban mati aku tunaikan

Menggelinjang
Mengejang
Meregang
Pulang...

by Pungky Prayitno on Friday, December 24, 2010 at 10:08pm

Aku Tak Buta


Created by nanang_grande

Pic by Ladrina Bagan  
Seonggok daging, dan atau beronggok-onggok daging,,

Hmmm, mungkin membayangkan apa yang dihadapannya itu menjadi menu keseharian Bayu. Mungkin terbesit, itu adalah menu keseharian untuk dimakan. Namun Bukan, bukan itu maksudku.
Kali ini Bayu sejenak menatap, menghela nafasnya untuk sekedar menatap jari-jari tangannya yang memucat putih.

"Siapa Aku, dulu?dulu, Aku siapa? Bukan siapa-siapa, dulu"

Lalu, Bayu membungkukkan badannya untuk mengambil pisau yang Ia simpan di rak paling bawah. Telapak tangannya Ia rekatkan pada meja yang ada dihadapannya. Ia tentunya hanya bisa tersenyum melihat beberapa orang yang sedang asik ngobrol, sembari menikmati makanan hasil masakannya.

Iya betul, sekarang Bayu telah memiliki restoran. Dengan beberapa anak buah yang hampir semuanya berasal dari kampungnya.

Sayu-sayu Bayu memandangi wanita berbaju rapi yang sedang menikmati makanannya.
"Sepertinya Aku kenal", gumam Bayu dalam hati.
Bayu kembali meletakkan pisau ke dalam rak, "Mbok, ini tolong!!", Bayu memberikan piring yang hendak Ia sajikan.
Bayu memberanikan melangkah mendekati wanita itu.

"Amel, Kau kah itu?!?",Kontan Bayu mengagetkan wanita yang masih menyisakan makanan yang ada dipiringnya itu.
"Hah?!! Mas Bayu?!!",,,

Seperti hendak berdiri menyambut Bayu, Amel mengepalkan kedua tangannya dihadapannya. Ia tertunduk, lama tak berselang seperti suara isak tangis.

"Udah, Mel. Habiskan dulu makanannya, ya udah aku balik ke belakang lagi yha!!", pamit Bayu berlalu meninggalkan Amel yang masih tertunduk seperti malu, seperti telah menyesali sesuatu.
Bayu pun seperti enggan meninggalkan wanita yang pernah ada dihatinya itu, namun Ia tak ingin terjadi sesuatu nantinya yang membuat pengunjung lainnya justru jadi terganggu. Sejak kejadian di Lubuk Linggau itu, Bayu tak pernah tahu dan memang tak ingin tahu lagi kabar Amel.

Bayu terus melangkah, menuju ruangan kecil yang biasa Ia sebut sebagai ruang tempat Ia mengontrol pekerjaannya sebagai pemilik restoran. Bayu memejamkan matanya, sesekali membuka matanya hanya sekedar memastika apa yang baru saja terjadi.

ketika kau tak sanggup melangkah
hilang arah dalam kesendirian
tiada mentari bagai malam yang kelam
tiada tempat untuk berlabuh

bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu

(Maher zein feat fadly~insyaallah)

Bayu menyisingkan lengan kirinya. Masih teringat, ketika Ia memutuskan sehidup semati dengan Amel, guratan pisau yang masih membekas di pangkal lengannya, di balik lengannya pun masih membekas beberapa luka sewaktu Amel hilang akal menyerangnya dengan sebuah pisau. Tiada yang salah, hanya keadaan yang memang membuat mereka akhirnya berpisah.

Tak lama kemudian,,  "Tokk, tokk"
salah satu pekerjanya mengetuk pintu
"Pak, ada cewe yang ingin ketemu, beugh cantiknya, Pak. Mau jadi istri kedua ya?? Hehe", canda Anto, sembari mempersilahkan wanita itu masuk ke ruangan Bayu.

"Maafin Amel, Mas. Mas Bayu ngga dendam sama Amel kan?!", pinta Amel yang masih berdiri di samping pintu yang masih terbuka itu.
"Masuk aja, Mel. Atau kita ke taman aja, Mel. Ngga enak diliat yang lain kalo matamu masih merah gitu. ", ajak Bayu yang seketika itu langsung menutup lengan bajunya mengajak Amel ke taman.

"Wah sekarang Mas Bayu sukses yha! Udah punya restoran sendiri. Istrinya gimana kabar, Mas? Anaknya udah berapa?", tanya Amel yang sebegitu tidak sabarnya ingin tahu keadaan keluarga Bayu.

"Baik, mereka lagi dirumah. Paling bentar lagi aku pulang kok", jawab Bayu yang sepertinya tak ingin cerita begitu banyak.

"Mas bahagia?!!", lanjut Amel, memotong jawaban Bayu.

"Udah lah, Mel. Biarkan aku tenang, Iya aku bahagia"

"Apakah dia lebih cantik dari Aku??"

"Udah lah mel!!", potong Bayu yang seketika itu menghentikan langkahnya menatap tajam Amel.

Tiba-tiba Amel menghentakkan tubuhnya memeluk Bayu. Kontan Bayu langsung menyingkirkan tangan Amel yang tengah memeluknya dengan erat itu.

"Lepaskan!!! Lepas, Mel!!!, AKU TIDAK BUTA, Mel !!!", tegas Bayu sembari menangkis pelukan tangan Amel.

"Itu dulu, Mel. bukan salahku Aku meninggalkanmu. Kau yang memutuskan sendiri memilih Rifki yang menurutmu cinta sejatimu itu. Sekarang biarkan aku bahagia. Jangan kamu sekarang seperti kehilangan arah seperti itu. Bukan tanggung jawabku membahagiakanmu"

"Tapi, Mas. Aku hanya ingin minta maaf"

Segera Amel melepaskan cengkraman tangannya. Berlari meninggalkan Bayu.

Hmmmmm,,, lagi-lagi Bayu hanya bisa menghela nafas. Seolah masih belum menyadari apa yang baru saja Ia hadapi.

Insyaallah
Insyaallah
You'll find the way
Insyaallah
Insyaallah
You'll find the way

Terpaku dalam sebuah bait lirik Maher Zein, Bayu pun berlutut. Seraya tak kuat Ia untuk berdiri. Ia pun menitikkan air mata. Dan, tak lama suara dengungan mobil berlalu, lama-lama menghilang. Sejenak suasana menjadi hening. Bayu hanya berharap, berharap semua kan indah hingga waktunya Ia bisa mengawalinya dengan senyuman.

Dayung menepikan riak
Kala itu air pun menapak dalam
Aku bisa melihat kau begitu tenang
Karena aku tak buta

Bisa saja kau menelanku
Hingga kutak mampu menuju permukaan
Dan aku sadar
Aku tak buta

Bayu

Bayu mengambil HP dalam sakunya, dan lalu pergi sebelum Ia mengucapkan
"Tunggu papa di rumah, I Love You, Mah,,," dalam telfonnya.

Insyaallah
We'll find the way
Insyallah,,,,


~end~


Bayu and the leaf
@sahur

Augst 20th, 2011

Ada Apa dengan Mudik? Suatu Fenomena??







POKOKNYA MUDIK

Mudik, pada awalnya merupakan istilah yang digunakan oleh orang-orang Jawa, yang kemudian menjadi populer ditelinga masyarakat Indonesia. Ada yang menduga istilah ini berasal dari kata "udik" yang berarti arah hulu sungai, pegunungan, atau kampung/desa. Orang yang pulang ke kampung disebut "me-udik", yang kemudian dipersingkat menjadi mudik.



Fenomena mudik yang ditandai dengan membludaknya penumpang kendaraan umum adalah budaya khas setiap tahun masyarakat muslim Indonesia dalam menyambut datangnya Idul Fitri, yang populer dengan sebutan lebaran. Di setiap terminal, pelabuhan, stasiun, bahkan bandara selalu tampak membludak manusia, seolah-olah mudik lebaran merupakan bagian ”ritual” puasa. Itulah kenapa mendiang Nurcholish Madjid dalam buku Islam Kemodernan dan Keindonesiaan (1998) pernah berkomentar bahwa ”mudik lebaran adalah puncak pengalaman sosial-keagamaan umat Islam di Indonesia.”



Dengan semangat yang kurang lebih sama, Jalaluddin Rakhmat dalam buku Islam Aktual (1997) mengungkapkan, mudik lebaran merupakan corak manis tentang bagaimana idiom-idiom Islam diterjemahkan secara kreatif ke dalam budaya Indonesia, khususnya budaya Melayu. ”Hanya di Indonesia, kita akan menemukan arus mudik, penumpang yang berdesakan, wajah-wajah yang terseok kelelahan, tentengan yang berat, dan mata yang berbinar-binar karena kembali ke kampung halaman”. Menurut dia, lebaran tidak sama persis dengan Idul Fitri. Lebaran hanyalah sejenis Idul Fitri, diantara berbagai jenis Idul Fitri di dunia.



Karena itulah, bagi orang Indonesia di perantauan, ”Idul Fitri” dan ”mudik” tidak dapat dipisahkan dari segi bahasa yang sama-sama bermakna ”kembali”. Kata Idul Fitri lebih banyak mengarah pada konteks ketuhanan. Menurut ahli tafsir, M Quraish Shihab dalam buku Wawasan Alquran (1999), Idul Fitri berarti kembalinya manusia pada keadaan suci atau keterbebasannya dari segala dosa dan noda. Sementara mudik, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), salah satunya berarti pulang (kembali) ke kampung halaman. Dalam ranah sastra, misalnya, Mustofa W Hasyim pernah menulis cerpen berjudul Mudik (1997). Cerpen itu bercerita tentang kehidupan menjelang lebaran di perumahan kumuh di pinggiran rel kereta di Jakarta. Pengarang menggambarkan bagaimana penghuni rumah-rumah di sepanjang rel merasa gelisah setiap kereta melintas ke arah timur. Mereka seperti didorong-dorong demikian kuatnya untuk meninggalkan Jakarta menuju ke tempat asal yang lebih damai dan tenteram. Seakan ada yang bergerak-gerak dalam dada, dan seperti terdengar teriakan yang memberi peringatan bahwa mereka memiliki tanah asal, punya masa lampau, kerabat yang sedang menunggu.



Fenomena mudik ini kalau diruntutkan merupakan sebuah mata rantai yang terjadi sebagai hasil masyarakat ( umat islam ) dalam menyikapi fenomena lebaran. Dimana adanya pergeseran makna mengenai lebaran atau dalam agama dinamakan Idul Fitri menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Dari segi waktunya lebaran tidak hanya pada 1 dan 2 Syawal saja, tetapi sepanjang bulan, bahkan bisa berlangsung sampai bulan berikutnya. Dalam waktu yang relatif panjang itu lah umat Islam di Indonesia berlebaran; berhalal bi halal atau bersilatur-rahmi ke tetangga, sanak-famili, dan handai-tolan sambil saling meminta /memberi maaf, serta melaksanakan ziarah ke kuburan para leluhur dan anggota keluarga yang sudah lebih dahulu meninggal. Orang-orang kota yang berasal dari udik, tentu saja merasa tidak afdal jika kegiatan halal bi halal hanya dilakukan di kota, karena sebagian besar sanak-keluarga dan kuburan leluhurnya ada di udik. Untuk itu mudik menjadi satu keharusan dan menjadi bagian dari tradisi lebaran di negeri ini. Suatu tradisi yang cukup unik, hanya menjadi milik umat Muslim Indonesia.



2. MUDIK SEBAGAI PERILAKU SOSIAL

Tradisi mudik menjadi sangat fenomenal, hal ini terkait dengan politik pembangunan. Ternyata selama ini kota menjadi lumbung uang yang cukup menggiurkan, sedangkan desa-desa dibiarkan miskin dan tertinggal. Karenanya arus urbanisasi mengalir deras demi mendapatkan kehidupan yang layak. Kaum urban inilah yang kemudian rame-rame mudik lebaran. Mereka menjadikan hari lebaran sebagai musim mudik, karena hanya inilah saat yang tersedia, sebab di hari lain mereka sangat sibuk dengan pekerjaan – pekerjaan mereka di kota. Selain itu alasan orang untuk melakukan mudik sangat bervariasi ada yang beralasan untuk melepas rindu kepada sanak-saudara, melepas kepenatan, menunjukkan kesuksesan di kota, mendidik anak dengan kehidupan desa, atau mungkin sekedar refreshing menghindar sebentar dari hiruk-pikuk kebisingan kota serta kecemaran udara oleh asap mesin dan debu.



Mudik adalah euforia publik dalam mencapai keberhasilan ekonomi di perantauan. Sehingga pulang kampung menjadi pertanda bagi dirinya akan sebuah kesuksesan. Begitu pula halnya bagi penilaian masyarakat di kampung halaman, mereka yang pulang dari tanah rantau, cenderung dinilai sebagai seseorang yang sukses dalam mencari rezeki. Akan berbeda dengan sebaliknya, mereka yang tidak mudik atau tidak pulang ke kampung halaman di hari raya idul fitri akan dianggap gagal dalam merantau. Fenomena mudik sering dijadikan sebagai media untuk menunjukkan sukses di kota. Status sosial yang diperoleh perlu diketahui oleh sanak-keluarga. Maka mereka pun ikut mudik dengan kendaraan sendiri. Mereka datang dengan mobil pribadi, walau harus menyewa dari rental. Mereka rela mengeluarkan uang banyak untuk menyewa mobil demi prestis yang ingin didapat. Jadi inilah fenomena mudik, menjadi tidak sekedar beridul fitri, tetapi juga menjadi ajang pamer keberhasilan mereka mengais rejeki di tanah perantauan.

Maka ketika banyak masyarakat di hari raya idul fitri pulang ke kampung halamannya, sesungguhnya lebih sebagai bentuk upaya pencarian jati diri mereka. Sebab ketika berada di kota-kota besar, eksistensi mereka sebagai seorang manusia tidak ubahnya seperti sekrup dalam mesin yang tidak diperhitungkan. Sementara di kampung halaman, mereka biasanya adalah orang-orang yang diperhitungkan, dibutuhkan, dan dimanusiakan layaknya bagian dari komunitas sosial tertentu.



Sebenarnya banyak sekali hambatan – hambatan yang menghadang orang untuk melakukan mudik. Baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari segi sosial sendiri kebanyakan para parantau memikul beban yang sangat berat ketika mudik. Mereka dihadapkan pada tanggung jawab sosial kepada masyarakat kampungnya bahwa mereka harus menunjukkan kesuksesannya di perantauan dengan simbol – simbol seperti pakaian neces, wangi, serta lenggak – lenggok dan bahasa yang menunjukan superioritasnya di kampung, walaupun sebenarnya di kota mereka sebagai buruh, karyawan, pembantu rumah tangga, atau mungkin malah pengangguran. Selain itu tuntutan ekonomis juga menjadi hambatan mereka untuk mudik. Mereka dituntuk untuk membawa uang banyak agar bisa memberikannya kepada orang tua atau kerabatnya. Jika mereka tidak melakukan seperti itu mereka akan merasa malu dan dianggap tidak sukses di perantauan. Hal itulah yang mejadi hambatan, namun demikian tradisi mudik bukannya menurun tapi justru malah semakin fenomenal.



Dari hal itu sekali lagi dapat dikatakan Idulfitri menjadi momentum bagi para perantau untuk unjuk gigi di daerah. Terkait hal ini, maka wajar jika idulfitri di daerah terasa lebih meriah. Bahkan, kemeriahan ini juga diikuti dengan peningkatan belanja konsumsi para perantau. Para perantau menjadi sangat konsumtif ketika berada di kampung halamannya.

Hal ini merupakan potret ironis para perantau. Dimana ketika berada di kota mereka bekerja keras menghadapi kerasnya kota demi mencari uang untuk kelayakan hidupnya, tapi setelah pulang ke kampung mereka seakan sangat mudah untuk menghabiskannya. Perilaku konsumtif para perantau seakan menjadi kenikmatan tersendiri bagi mereka. Adapun alasan yang muncul yaitu karena perilaku konsumtif identik dengan simbol keberhasilan di perantauan. Dengan kata lain, jika perantau tidak menunjukkan perilaku konsumtif di daerah asal selama idulfitri maka mereka bisa diidentikkan sebagai perantau yang tidak sukses.Dengan mudik, orang yang sudah kehilangan jati dirinya di tengah kota ingin menemukan kembali jati dirinya dengan cara menghirup kembali udara desa sambil mengenang masa lalunya di sana. Jika di kota ia hanya menjadi ibarat sebuah skrup dari mesin besar, maka di kampung ia dihargai sebagai manusia. Jika di kota ia diberi label sebagai buruh, karyawan, pembantu rumah tangga atau lainnya, maka di desa ia dipanggil sebagai anak, abang, atau adik.



SIMPULAN



Tradisi mudik bagi masyarakat Indonesia bukan sekedar tradisi keagamaan semata tapi menjadi sebuah momen untuk bersilaturahmi dengan keluarga serta yang paling menarik ternyata hal ini juga digunakan sebagai momen untuk menunjukan keberhasilannya di tanah rantau. Selain itu mudik juga menjadi momen untuk mengembalikan jati dirinya. Dimana selama bekerja di kota, mereka seperti skrup dari mesin besar kota yang tidak begitu berpengaruh. Di kampung halaman mereka sejenak melupakan hiruk pikuk kebisingan, gertakan dan ancaman dikota. Selama di kampung halaman mereka akan menemukan jati dirinya yang hilang selama dikota. Dimana ketika di kota mereka di panggil dengan sebutan buruh, pembantu, dll. Sementara di kampungnya mereka dipanggil abang, anak, adik, saudara dll. Atau dapat dikatakan para kaum urban akan memperoleh status sosial yang tinggi serta memperoleh arti kemanusiaan di kampung halamannya yang tidak bisa didapat di kota.

mabok pasti bikin masalah



Suatu ketika, ada seorang businessman yang menghadiri pesta sampai mabuk. Businessman kita ini tahu bahwa di Aussie, ada hukuman berat bagi orang-orang yang melakukan drink-driving (nyetir mobil dalam keadaan mabuk). Tapi malam itu, si businessman mencoba peruntungannya, siapa tahu ia tidak dicegat polisi di jalan.

Namun sialnya, ternyata malam itu semua kendaraan di jalanan yang dilalui oleh si businessman diperiksa polisi. Tidak mungkin baginya untuk kabur karena kendaraan lain sudah mengantre di belakang kendaraannya. Dengan was-was, ia menunggu gilirannya.

Tatkala gilirannya tiba, oleh polisi ia dipersilahkan untuk keluar dari mobilnya. Lalu, ia diberikan sebuah alat tes kadar alkohol serupa alat tiup untuk menguji kadar alkohol dalam napasnya. Tepat ketika ia baru hendak menghembuskan napasnya ke dalam alat itu, tiba-tiba terdengar suara berdentum di belakang.

Teryata ada mobil yang menabrak mobil lainnya. Segera polisi mengambil kembali alat tes itu seraya berkata, "Lebih baik kami mengurusi tabrakan itu daripada mengurusi kamu. Sekarang, kamu pulang saja!". Dengan perasaan plong, ia segera masuk ke mobil, lalu tancap gas untuk pulang.

Keesokan paginya, ketika masih enak-enaknya tidur di kasur nan empuk, ia mendengar bel pintu rumahnya didering berkali-kali tanpa putus. Dengan perasaan jengkel, ia bergegas turun ke lantai bawah, lalu membuka pintu depan. Alangkah kagetnya businessman kita ini tatkala melihat dua orang polisi berbadan besar berdiri di depan pintu rumahnya itu. Tapi si businessman berpikiran, "Kan aku tidak berbuat kesalahan apapun. Jadi, ngapain aku takut?"

Disapanya kedua polisi itu, "Yes, can I help you, Sir?" ("Ya, ada yang bisa saya bantu, Pak?")

Salah satu polisi itu menjawab, "Apa kami bisa melihat garasi mobil Anda?"

"Tentu saja!" jawab si businessman.

Tatkala businessman ini membukakan pintu garasi mobilnya, hampir saja jantungnya copot. Di dalam garasinya itu, ternyata yang didapatinya bukan mobil miliknya, namun mobil polisi. Rupa-rupanya, malam sebelumnya, ketika diminta polisi untuk pulang, karena mabuk, bukannya ia masuk ke dalam mobilnya sendiri, tapi malahan ia salah masuk ke dalam mobil polisi.

(Sumber: Hore! Guru si Cacing Datang)

12 Oktober 2011

Pendidikan Indonesia.. (copas doang)


Encouragement
Kamis, 15 Juli 2010 - 10:23 wib
Rhenald Kasali. (Foto: Ist)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah
tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah
diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal
dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia
tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan
kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya
sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah
yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah
dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan
kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak
saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya
bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “Dari Indonesia,” jawab saya. Dia pun
tersenyum.

Budaya Menghukum
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah
saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. “Saya
mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik
itu.
“Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di
sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi
kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang
agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk anak sebesar
itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat
menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa
Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur
prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya
menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga
doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik
ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian
program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap.
Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan
penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan
begitu mereka tahu jawabannya.

Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan
seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji,
menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada
saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para
pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di
bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan,
penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan
kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang
luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat
saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan
discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan
pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan
saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di
Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu
menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.
Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan
karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke
pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya.

“Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat
dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya
tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk
bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia
mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang
berarti.

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya.
Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang
tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent
(sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan
kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan
Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa
takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta
ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus
yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita
dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...;
dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di
sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia
tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat
tumbuh.Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang
didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat
tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang
pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari
kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau
ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi
ancaman yang menakut-nakuti. (*)

RHENALD KASALI
Ketua Program MM UI


Zaid Shidiq Ashari

VAS - Service QC & Testing

PENJILAT MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA








yuk marii



Penjilat adalah: orang atau manusia yang melakukan aktivitas menjilat.

Secara harfiah, menjilat di artikan: aktivitas manusia dan hewan (yang memiliki lidah, lidah adalah: salah satu indera manusia dan hewan yang berfungsi untuk merasakan rasa, makanya disebut indera pengecap) yaitu dengan cara mengeluarkan lidah dari mulut dengan sengaja untuk di tempelkan kepada benda lain baik hidup maupun mati sehingga manusia dan hewan yang melakukannya dapat merasakan benda yang di indera tersebut. Rasa yang dapat di deteksi oleh lidah meliputi: manis, asin, asem, pahit, getir, campak, dan lain-lain yang merupakan gabungan dari berbagai rasa itu; dan juga dapat merasakan suhu: panas dingin hangat; permukaan: kasar, halus, keras, empuk, kenyal, tajam, tekstur: berbulu, berduri, anyaman, lipatan, berlubang; sifat: cair, padat, pasta. Rasa itu sebenarnya dapat juga dirasakan dengan TANPA aktivitas menjilat tadi, jadi ketika manusia atau hewan memasukkan benda baik padat maupun cair ke mulut sudah pasti melewati lidah untuk dirasakan.


Dalam dunia lain, menjilat menurut ngethupruspedia adalah sebagai berikut: yaitu manusia yang,
Melakukan pekerjaan (dengan cara yang) KOTOR dengan: melayani, merangkak, meringkuk, membungkuk, nyembah, menjilat kaki, kiss dari pantat, angkat peler, menjilat kaki, memuji-muji atasan untuk mendapatkan pujian atau nilai tambahan bagi dirinya. Tidak jarang untuk mendapatkan nilai tambah tersebut dia berusaha menginjak kepala orang lain dengan menjelek-jelekkan, menfitnah, metani kesalahannya orang lain, melaporkan kegagalan orang, membesar-besarkan masalah, membombastiskan problem orang untuk menutup-nutupi kebobrokannya dan kekurangannya sendiri. Orang type ini mempunyai banyak waktu untuk menilai orang lain, memperhatikan hasil karya orang, dan mengeluarkan pendapat yang biasanya maido, ngenyek, ngelek-elek, dilaporkan ke atasannya biar dapat pujian. Tidak heran kalau orang seperti ini akan mempunyai buanyak catatan kecil dan selalu mengantongi kamera untuk bahan bukti.

Kembali sedikit beropini tetang Pendidikan Indonesia #Komputer




Kira2 dalam kurikulum sekolah :

SDMs. Word, Ms. Excel Terus hal-hal basic di windows and  basic stuff ttg hardware

SMPpower point (kadang kadang ms acces juga)
And basic stuff about windows (again!)
basic stuff about hardware (more advanced)

SMAmulai menjamah ttg hardware tpi ttp WINDOWS!!
dan mulai menjamah tentang sejarah penemu komputer

Ada yang aneh ga dengan kurikulum diatas??

pertanyaan saya :
KENAPA GA PERNAH ADA YANG BAHAS TTG OPENSOURCE, OS, KERNEL.. Linux
seakan akan muncul sebuah doktrin bahwa komputer = windows....

ironis kan?
padahal OS itu ada jutaan di dunia ini...
mereka juga harus diajari ttg lisensi..(Windows n Office nya harganya mahal coi ............ ajarin jg soal itu )dan saya rasa linux sekarang jauh lebih user friendly and safety dibanding windows?
tpi kenapa doktrin windows ga pernah berakhir??

kualitaskah??
brand kah??
atau memang begini adanya indonesia??

11 Oktober 2011

tugas softskill 1

 PENJELASAN SINGKAT E-COMMERCE
 
E-commerce atau bisa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
  1. Menyediakan harga kompetitif
  2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
  3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
  4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
  5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
  6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
  7. Mempermudah kegiatan perdagangan
  8. Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah :
  • e-mail dan messaging
  • content management systems
  • dokumen, spreadsheet, database
  • akunting dan sistem keuangan
  • informasi pengiriman dan pemesanan
  • pelaporan informasi dari klien dan enterprise
  • sistem pembayaran domestik dan internasional
  • newsgroup
  • on-line shopping
  • conferencing
  • online banking 


Tujuan dari aplikasi e-ecommerce :

  1. Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser.
  2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, etc).
  3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif dan komunikatif.
  4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis.
Kesimpulan …. ! 
E-commerce bukanlah sekedar mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi lebih pada sebuah transformasi bisnis yang merubah cara-cara perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya sehari-hari.

1 September 2011

Sad Movie (2005) K-Movie


Release Date : 21 October 2005
Info : IMDb
Genre : Comedy | Drama | Romance
Starring : Woo-sung Jung, Su-jeong Lim, Tae-hyun Cha, Jung-ah Yum, Min-a Shin, Tae-yeong Son, Ki-woo Lee
 REVIEW
Sad Movies menceritakan keempat kisah berbeda antara: seorang pemadam kebakaran, Lee Jin-wu (Jung Woo-sung) dan seorang penterjemah bahasa isyarat, Ahn Su-jeong (Lim Su-jeong). Seorang pekerja serabutan, Jung Ha-seok (Cha Tae-hyun) dan seorang penjaga kasir toko swalayan, Choi Suk-hyun (Son Tae-yeong). Seorang badut di taman hiburan yang bisu, Ahn Su-eun (Shin Min-ah) dan seorang pelukis, Sang-gyu (Lee Ki-woo). Dan kisah seorang ibu, Yeom Jung-young (Yum Jung-ah) yang sering bertengkar dengan putranya, Park Hui-chan (Yeo Jin-gu). Apakah kisah mereka akan berakhir sedih seperti judulnya, Sad Movies atau berakhir bahagia?

Sebuah film drama yang terbagi menjadi empat cerita utama (multiplot). Sang sutradara, Kwon Jong-kwan sangat bijak dalam membagi porsi masing-masing cerita. Semuanya terbagi sama rata, tidak ada yang ditonjolkan maupun ditinggalkan. Pengenalan karakter, kepribadiannya, emosi serta chemistry antar karakter disampaikan secara perlahan dari awal cerita hingga sampai pada konflik puncak. Membuat saya benar-benar dapat meresapi cerita tersebut. Meskipun menerapkan multiplot, namun kita dapat merasakan benang merah di dalamnya. Saya merasa judul Sad Movies tidaklah cocok karena film ini tergolong cerah dan ceria. Namun perlahan-lahan film ini mulai menunjukkan apa arti dari sebuah judul. Di benak saya, saya terus berharap. "Happy Ending, please! Happy Ending!!"


Dari keempat cerita dalam film, saya rasa cerita Park Hui-chan dan ibunya lebih kuat dan mengena dibanding dengan ketiga cerita lainnya. Chemistry / hubungan antar kekasih masih belum bisa menyaingi chemistry / hubungan antara ibu dan anak yang begitu melekat pada diri kita. Dua aktris, Lim Su-jeong dan Shin Min-ah serta aktor, Cha Tae-hyun dan seorang aktor cilik, Yeo Jin-gu menjadi poros utama yang sangat berpengaruh dalam cerita. Akting Cha Tae-hyun dan Yeo Jin-gu terlihat lebih menonjol daripada yang lain.

Jadi, kesimpulannya adalah Sad Movies merupakan film yang sangat mengandalkan kekuatan cerita walaupun cerita yang diangkat terbilang simple.


Sumber Review : movieglobe21.blogspot.com

4 Agustus 2011

Lirik Lagu Erwin Saz Sumitro Rojali Lyrics



sumitro tro tro tro tro suka minta rokok
rojali li li li rokok jarang beli
sumitro tro tro tro tro karena rojali
rojali li li li mungkin tak mau rugi
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff:
oh ini cerita tentang kehidupan sehari-hari
nyata adanya tanpa rekayasa
janganlah marah-marah bila kamu merasa
karna ini hanyalah canda gurau semata
sumitro tro tro tro suka minta rokok
rojali li li rokok jarang beli
sumitro tro tro tro tro karena rojali
rojali li li li mungkin tak mau rugi
sumitro rojali sumitro rojali
oh sumitro rojali sumitro rojali
sumitro tro tro tro tro suka minta rokok
rojali li li li rokok jarang beli


Source: http://liriklaguindonesia.net/e/erwin-saz/erwin-saz-sumitro-rojali/#ixzz1U5CRAB61